Perbedaan 4 Mode Pada Access Point (AP): Mode Gateway, Bridge, Repeater, dan WISP

NYZEZI.com - Apalah arti kebersamaan jika tiada perbedaan, termasuk pada access point (AP). Biasanya mode pada access point (AP) dibagi menjadi 4, yaitu mode gateway, mode bridge, mode repeater, dan mode wisp. Namun jangan salah! Keempat mode tersebut berbeda dan mempunyai fungsinya tersendiri. Lalu apa perbedaan dari keempat mode tersebut?

Perbedaan Mode Gateway, Mode Bridge, Mode Repeater, dan Mode WISP - Mengenal 4 Mode Pada Access Point (AP)

Mode Pada Access Point (AP): Perbedaan Mode Gateway, Mode Bridge, Mode Repeater, dan Mode WISP

Access point, atau biasa disingkat menjadi AP merupakan alat pengirim dan penerima data. Yups, namanya sendiri merupakan fungsi dari access point (AP) ini, yang artinya titik akses. Keberadaan access point (AP) sangat penting bagi pengguna handphone, karena handphone sendiri tidak bisa dihubungkan ke internet melalui kabel. Jadi fungsi pemancar secara nirkabel (wireless) pada access point (AP) sangat dibutuhkan.

Pernyataan!

Artikel mode pada access point (AP) ini ditulis menggunakan bahasa sendiri, bukan bahasa baku dan definisi resmi dari berbagai sumber terpercaya. Hal ini karena saya berpikir bahasa baku dari pengertian mode-mode di bawah cukup sulit dipahami, sehingga saya mengubahnya menjadi bahasa saya sendiri. Namun jangan khawatir, pengertian-pengertian di bawah tidak menyimpang (mungkin, hehe) maupun terlalu jauh berbeda dengan definisi resminya. Oleh karena itu, saya harap artikel ini tidak dijadikan referensi untuk hal-hal yang yang sekiranya butuh definisi resmi.

Langsung saja, berikut merupakan pengertian sekaligus perbedaan dari mode gateway, mode bridge, mode repeater, dan mode wisp yang biasa ada pada access point (AP)!

A. Mode Gateway

Mode gateway pada access point (AP) menyediakan akses dari ISP ke client dengan IP address yang berbeda. ISP melalui port WAN akan memberikan IP address ke access point (AP) lalu access point (AP) akan memberikan IP address dengan network yang berbeda ke client.

Mode gateway biasanya digunakan untuk memisah jaringan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, DHCP server di access point (AP) harus aktif karena access point (AP) perlu mendistribusikan IP address kepada client.

Ilustrasi/contoh

Di suatu sekolah, ada 3 buah ruangan yaitu ruang server, ruang guru, dan ruang kelas. Di setiap ruang terdapat sebuah access point (AP) dengan mode gateway sehingga jaringannya terpisah, dan satu buah router di ruang server yang terhubung dengan ISP (Internet Service Provider).

Berikut keterangannya:

// Router di ruang server

  • Port 1 router
    • Terhubung ke ISP
    • IP address: 10.15.20.1
  • Port 2 router
    • Terhubung ke access point (AP) di ruang server
    • IP address: 192.168.1.1
  • Port 3 router
    • Terhubung ke access point (AP) di ruang guru
    • IP address: 192.168.2.1
  • Port 4 router
    • Terhubung ke access point (AP) di ruang kelas
    • IP address: 192.168.3.1
  • Firewall NAT aktif (masquerade)

// Access point (AP) di ruang server

  • Port 1 access point (AP)
    • Terhubung ke router
    • IP address: 192.168.1.2
  • Mode gateway
    • DHCP server aktif
    • IP address yang bertindak sebagai gateway: 192.168.100.1
    • Range IP address dari DHCP server: 192.168.100.2 - 192.168.100.254
  • NAT aktif

// Access point (AP) di ruang guru

  • Port 1 access point (AP)
    • Terhubung ke router
    • IP address: 192.168.2.2
  • Mode gateway
    • DHCP server aktif
    • IP address yang bertindak sebagai gateway: 192.168.110.1
    • Range IP address dari DHCP server: 192.168.110.2 - 192.168.110.254
  • NAT aktif

// Access point (AP) di ruang kelas

  • Port 1 access point (AP)
    • Terhubung ke router
    • IP address: 192.168.3.2
  • Mode gateway
    • DHCP server aktif
    • IP address yang bertindak sebagai gateway: 192.168.120.1
    • Range IP address dari DHCP server: 192.168.120.2 - 192.168.120.254
  • NAT aktif

*Port merupakan colokan. Biasanya penyebutan port diganti dengan jenis interface-nya, seperti eth1 yang artinya interface port tersebut merupakan ethernet.

Dari ilustrasi di atas, dapat kita ketahui bahwa mode gateway di access point (AP) membuat access point (AP) bisa menerima IP address dari router/ISP dan juga bisa mendistribusikan IP address dengan network yang berbeda ke client. Meskipun IP address-nya berbeda, client tetap bisa mengakses internet karena fungsi NAT (Network Address Translation) di access point (AP) aktif.

B. Mode Bridge

Mode bridge pada access point (AP) menyediakan akses dari ISP ke client secara langsung, tanpa mengubah IP address-nya. Dengan begitu, access point (AP) hanya menjadi perantara untuk mendistribusikan IP address yang diberikan oleh router/ISP.

Mode bridge biasanya digunakan untuk memperluas area jangkauan jaringan. Setelah mode ini diaktifkan pada access point (AP), maka access point (AP) tersebut tidak perlu disetting lebih lanjut karena semua setting-annya berasal dari router/ISP.

Ilustrasi/contoh

Suatu rumah mempunyai 2 lantai, yaitu lantai atas dan lantai bawah. Di lantai bawah terdapat router yang terhubung ke ISP dan sebuah access point (AP), sedangkan di lantai atas hanya ada sebuah access point (AP). Kedua access point (AP) tersebut disetting sebagai mode bridge, sehingga distribusi IP address dan setting NAT berasal dari router.

Berikut keterangannya:

// Router di lantai bawah

  • Port 1 router
    • Terhubung ke ISP
    • IP address: 10.5.10.1
  • Port 2 router
    • Terhubung ke port 1 access point (AP) di lantai bawah
    • IP address: 192.168.1.1
    • DHCP server aktif
    • Range IP address dari DHCP server: 192.168.1.3 - 192.168.1.254
  • Port 3 router
    • Terhubung ke port 1 access point (AP) di lantai atas
    • IP address: 192.168.2.1
    • DHCP server aktif
    • Range IP address dari DHCP server: 192.168.2.3 - 192.168.2.254
  • Firewall NAT aktif (masquerade)

// Access point (AP) di lantai bawah

  • Port 1 access point (AP)
    • Terhubung ke port 2 router
    • IP address: dinamis, berasal dari DHCP server

// Access point (AP) di lantai atas

  • Port 1 access point (AP)
    • Terhubung ke port 3 router
    • IP address: dinamis, berasal dari DHCP server

C. Mode Repeater

Seperti namanya, repeater berarti mengulang, dalam kasus ini yaitu mengulang dalam jaringan yang sama. Pada mode repeater, access point (AP) berperan sebagai perantara untuk meneruskan dan memperluas jaringan wifi secara wireless (nirkabel).

Mode repeater mempunyai mekanisme yang sama dengan mode bridge, hanya perantara sumbernya saja yang berbeda. Pada mode bridge, jaringan yang diteruskan melalui kabel yang terhubung ke port 1 di access point (AP). Namun pada mode repeater, jaringan yang diteruskan melalui wifi yang terhubung secara wireless. Dengan begitu, kamu tidak memerlukan kabel untuk menjadikan access point (AP) sebagai mode repeater.

Access point (AP) yang digunakan sebagai repeater tidak perlu disetting lebih lanjut. Access point (AP) tersebut hanya perlu diatur ke mode repeater, lalu hubungkan dengan wifi yang menjadi sumber jaringannya.

Ilustrasi/contoh

Di sebuah rumah terdapat sistem jaringan yang baik, ada wifi dengan ssid idyourzee (biasa disebut nama wifi) yang bisa terhubung ke internet. Di luar rumah, ada sebuah gardu yang akan dipasangkan access point (AP) dengan internet berasal dari rumah tadi. Access point (AP) di gardu menggunakan mode repeater agar juga bisa mengakses internet.

D. Mode Wisp

WISP merupakan singkatan dari Wireless Internet Service Provider. Jika access point (AP) mengaktifkan mode ini, maka access point (AP) tersebut dapat menangkap jaringan sebagai sumber internet melalui sinyal wireless (nirkabel). Setelah itu, access point (AP) tersebut akan menyebarkan IP address ke client dalam jaringan yang berbeda.

Yups, mode wisp mempunyai mekanisme yang sama seperti mode gateway. Pada mode gateway, sumber internet didapat melalui kabel yang terhubung ke access point (AP). Namun pada mode wisp, sumber internet tersebut didapat melalui wifi yang terhubung ke access point (AP).

Pada mode ini access point (AP) akan mendistribusikan kembali IP address ke client dalam jaringan yang berbeda dari sumber internetnya, sehingga access point (AP) yang bisa mengaktifkan mode ini pasti mempunyai fitur DHCP server dan NAT.

Ilustrasi/contoh

Di sebuah kantor desa terdapat ruang kerja dan ruang aula. Ruang kerja memiliki sistem jaringan yang terhubung ke internet sehingga pegawai desa dapat bekerja dengan baik, termasuk access point (AP) sehingga pengguna pegawai dapat terhubung secara wireless. Agar ruang aula juga bisa terhubung ke internet, dipasanglah sebuah access point (AP) menggunakan mode wisp.

Berikut keterangannya:

// Ruang kerja

  • Access point (AP)
    • SSID: RuangKerja010101
    • Range IP address client: 192.168.19.1 - 192.168.19.254

// Ruang aula

  • Access point (AP)
    • SSID: RuangAula6969
    • Mode WISP
    • DHCP server aktif
    • Range IP address client: 192.168.20.1 - 192.168.20.254

Tambahan: Cara Mengganti Mode Pada Access Point (AP) Merk Totolink

Tampilan menu setting ini menggunakan model access point (AP) totolink a720r. Kemungkinan merk lain berbeda tampilan menunya, namun intinya tetap sama sehingga kamu dapat menjadikan tutorial ini sebagai acuan.

Sebagai contoh, berikut merupakan cara mengganti mode pada access point (AP) merk totolink dari mode gateway ke mode bridge. Tutorial mengubah mode-mode lainnya dapat kamu lihat pada artikel berikut:

Langkah1: Buka menu setting.

Menu setting access point (AP) merk totolink biasanya dapat diakses melalui alamat berikut:

// Alamat default access point (AP) totolink

  1. 192.168.1.1
  2. http://itotolink.net

Buka browser, lalu kunjungi salah satu dari dua alamat di atas untuk membuka menu setting.

// Login default access point (AP) totolink (default username & password totolink)

  • Username: admin
  • Password: admin

Jika diminta memasukkan username dan password, atau hanya diminta memasukkan password, silakan isi dengan admin.

Langkah2: Klik Operation Mode di header (perhatikan gambar).

Jika pernyataan "Are you sure you want to switch to: Bridge mode(AP)?" muncul, klik OK.

Perbedaan Mode Gateway, Mode Bridge, Mode Repeater, dan Mode WISP - Mengenal 4 Mode Pada Access Point (AP)

Langkah3: Isi data-data yang diperlukan.

Berikut detailnya:

  1. Radio On/Off: On
    Jika dinyalakan, access point (AP) bisa memancarkan sinyal wireless (wifi).
  2. SSID: @idyourzee
    nama wifi, ubah sesukamu.
  3. Hide: Tidak dicentang
    Opsi hide jika dicentang akan membuat SSID atau nama wifi kamu tidak dapat dilihat oleh pengguna. Jika ingin terhubung, kamu harus memasukkan SSID secara manual.
  4. Encryption On/Off: On
    Nyalakan enkripsi agar tidak sembarang orang dapat terhubung ke access point (AP) tersebut.
  5. Password: 123qweasd
    Password atau kata kunci, ubah sesukamu.

Setelah terisi semua, klik Saved.

Langkah4: Access point (AP) akan restart otomatis.

Setelah proses restart selesai, access point (AP) sudah berhasil diubah ke mode bridge.


Kesimpulan

Access point (AP) merupakan titik akses yang menjadi alat pengirim dan penerima data. Umumnya terdapat empat mode pada access point (AP), yaitu mode gateway, mode bridge, mode repeater, dan mode wisp. Keempat mode tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda, berikut informasi ringkasnya:

  1. Mode gateway adalah mode yang membuat access point (AP) menerima data secara wired lalu mengirimnya lagi baik secara wired maupun wireless dengan jaringan yang berbeda.
  2. Mode bridge adalah mode yang membuat access point (AP) menerima data secara wired lalu mengirimnya lagi baik secara wired maupun wireless dengan jaringan yang sama.
  3. Mode repeater adalah mode yang membuat access point (AP) menerima data secara wireless lalu mengirimnya lagi baik secara wired maupun wireless dengan jaringan yang sama.
  4. Mode wisp adalah mode yang membuat access point (AP) menerima data secara wireless lalu mengirimnya lagi baik secara wired maupun wireless dengan jaringan yang berbeda.

Penulis: Aezi Bobby Brown (@aezife).

Posting Komentar

© NYZEZI. All rights reserved. Developed by Jago Desain